Welcome to My Blog - It's where I share my best stuff...
Join the Email list to stay in touch :D

* indicates required
By submitting, you are agreeing to receive massages and promos from aufaniyukzanali.me


Showing posts with label Free Writing. Show all posts
Showing posts with label Free Writing. Show all posts

Tuesday, September 9, 2014

Mengapa Menulis Masih Berat

Pahit memang rasanya untuk mengakui pada saat ini menulis masih berat bagi ku serasa seperti hal yang tak mungkin diraih. Menurutku menulis tidak sekedar mengetik huruf-huruf menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf dan kumpulan beberapa paragraf menjadi sebuah tulisan untuk di baca. Bagiku, menulis seperti berada di podium yang di penuhi dengan penonton dan kebanyakan dari mereka adalah pemikir-pemikir yang ahli, cendekiawan ternama atau orang –orang hebat yang dikagumi masyarakat. Ini adalah interpretasiku terhadap term menulis, mungkin ini yang menyebabkan aku masih merasa berat seolah tak mengenal alfabet ketika menulis. Interpretasiku yang salah dan berlebih ini mungkin menyebabkan aku masih sulit menulis. Seperti kata orang bijak, “mengenal masalah akan menyelesaikannya.” Jadi, saya akan membedah masalah menulis ku yang mungkin ada dari masalah-masalah berikut juga terjadi sama kamu.

1. Terbelenggu dengan rasa takut.

Dari ribuan rasa takut di dunia ini, seperti takut kepada hantu, ular, ketinggian dll. Ada rasa takut yang membuat mu tidak akan pernah maju, yaitu rasa takut terhadap pemikiran orang lain terhadap kita.
Terkadang, saya masih merasa takut akan pemikiran orang lain terhadap tulisan yang saya tulis. Saya merasa tulisan ini bukan untuk dibaca khalayak umum melainkan hanya untuk koleksi pribadi. Lebih parah lagi, mungkin, saya cemas dengan tulisan jelek saya dibaca orang dan mereka akan merendahkan saya dan tulisan saya. Terkadang pesimistis datang sendirinya tanpa di undang. Padahal saya tidak mau sikap tercela ini, menjadi pesimis, ada dalam kehidupan ku ini. Semoga ke depan bisa lebih optimis dan sedikit pesimisnya.

2. Terpengaruh dengan penulis hebat.

Seorang yang gemar membaca novel atau karya tulis lainnya, sering kali terkagum dengan gaya menulis sang pengarang. Gaya penulisan yang luar biasa ini mampu membuat kita sebagai pembaca hanyut dalam alur karya tersebut, membacanya nyaman seolah melihat dan merasakan apa yang penulis gambarkan dalam novelnya.
Tak sedikit jumlah pengarang novel yang mempunyai keahlian seperti ini sehingga membuat kita ingin menulis sebuah karya seperti penulis idola kita. Ternyata, inilah yang membuat menulis itu terasa susah karena kita selalu membandingkan tulisan kita dengan tulisan idola. Ketahuilah, mereka para idola sudah menulis bertahun-tahun dan menerbitkan ribuan halaman. Pantas saja tulisan mereka bagus dan terlihat sempurna karena mereka sudah memulainya lebih dulu dari kita para penulis pemula. Jadi, saya rasa menjadi penulis itu adalah menjadi diri sendiri. Tidak perlu melihat orang lain, kita bukan mereka. Kita adalah kita sendiri dan mereka adalah mereka. Jadilah diri sendiri, menulis dengan hati dan pikiran sendiri.

3. Kurang terbiasa.

Menulis adalah elemen penting dalam setiap bahasa. Seseorang yang ingin menguasai suatu bahasa, maka ia harus menguasai semua elemen tersebut. Sama seperti mendengar, berbicara dan membaca; menulis juga butuh praktek yang kontinu untuk mampu dan mahir dalam berkomunikasi. Kurang terbiasa menulis mengakibatkan tulisan terlihat biasa saja. Menulis dua kali sebulan masih kurang cukup dan mungkin tidak meningkatkan kualitas sebuah tulisan. Menulis setidaknya sehari satu tulisan atau jika terlalu sibuk, seminggu 3 tulisan sudah cukup. Namun perlu di ingat, menulis harus kontinu dan yang terpenting komitmen untuk
menulis. Percayalah dengan diri sendiri dan pepatah lama “Bisa ala Biasa”

Well, hiraukan semua prasangka negatif orang lain terhadap kita karena terkadang mereka tidak mau bersaing dengan kita. Jadikan diri sendiri menjadi motivator kita untuk menulis bukan mereka para penulis handal yang telah menulis jutaan kata. Para penulis handal itu awalnya hanya amatiran tapi karena percaya diri dan terus menulis setiap hari mereka jadi seperti mereka sekarang.
Share:

Monday, September 1, 2014

Perubahan Tamplate Baru

Alhamamdulillah, serasa gimana gitu ya,, hahah. Perasaan lega bercampur gembira setelah menyelesaikan template baru blog ini (journal of aufani yukzanali). kalau di hitung semenjak awal mulai mengetik script tadi mingkin menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam. ya, waktu yang panjang tapi semua terbayar ketika berhasil menuntaskan semua tantangan dalam menyetel template baru ini. wah,, masih terlena dengan kemampuan sendiri bisa otak atik kode-kode aneh. bukannya merasa sombong hanya melampiasankan kebahagiaan ini dengan menulis sedikit cerita dibalik kebehagiaan ku ini.

secara kesuluruhan, template ini bukan asli saya tok yang mendesignnya. seperti kawan-kawan blogger yang lain yang merasa cukup dengan tamplate gratisan saya juga demikian. namun dengan skill javascript, css dan html yang memadai blogger-blogger seperti saya tamplate gratisan bisa di sulap jadi template premium yang ada di pasaran online. terkadang terpikir apa yang aku ngerti tentang kode html ini membuat ku cukup dan puas. wah, perasaan orang miskin ini. biasanya orang miskin begitu, selalu merasa cukup dengan keadaannya. bukan maksud menghina atau merendahkan, hanya prihatin dan ingin mengingatkan sesama. wah, jadi ngelantur dari kode html ke si miskin. haha.

anyway, semoga dengan template baru ini bisa menarik pengunjung ke blog ini dan membuat mereka tertarik untuk berdiam lama-lama di blog ini. haha, harapan aja. katanya tampilan blog yang minimalis dan simple berpotensi menang jika ikut lomba blogging.

alright,,, udahan dulu cerita kegembiraan ku dengan hasil template baru..

Share: