Welcome to My Blog - It's where I share my best stuff...
Join the Email list to stay in touch :D

* indicates required
By submitting, you are agreeing to receive massages and promos from aufaniyukzanali.me


Showing posts with label How To. Show all posts
Showing posts with label How To. Show all posts

Saturday, May 25, 2019

Maunya Ngobrol Bukan Lagi Hanya Tentang Fakta

Sering sekali kita sebagai individu yang mengharapkan kehangatan dan kebaikan relasi dengan seseorang baik teman, rekan kerja atau pasangan, masih mengungkapkan fakta ketika berbicara antara satu-sama lain. Ketika berbicara dan hanya fakta yang ditukarkan tanpa disematkan emosi, maka percakapan seperti ini akan hilang tanpa bekas. Terus, kenapa ini - berbicara tentang emosi - jadi penting disampaikan? Mari lanjut baca
Ketika berbicara dan hanya fakta yang ditukarkan tanpa disematkan emosi, maka percakapan seperti ini akan hilang tanpa bekas
Sudah hampir lebih dari 3 tahun, YouTube channel The School of Life jadi tontonan wajib setiap pagi sebelum mulai aktifitas kerja. Tentutnya channel ini bukan satu-satunya yang menarik dan memberikan kepuasan untuk diikuti. Artikel di website nya juga menjadi bacaan rutin walaupun ada beberapa topik yang dibahas tidak bisa diterapkan di budaya kita. Walaupun demikian, karena ada topik yang dibahas lain yang bisa diambil dan dipelajarai lebih teliti sehingga bisa disandingkan dengan budaya kita.


Singkatnya, channel ini ngebahas atau lebih cocok menggunakan kata mempromosikan emotional intelligence. Yaitu kemampuan seseorang dalam menyikapi dunia dengan pendekatan emosi. Dan kemudian, mereka juga memberikan perspektif baru, menurut saya, bagaimana kita seharusnya, menurut mereka, bersikap terhadap suatu kejadian yang umum terjadi dan dialami oleh kebanyakan orang.

Salah satu yang sering mereka ulang-ulang dalam konten yang mereka buat adalah bagaimana kita yang sudah dewasa secara emosional bersikap terhadap pasangan kita yang ngambek. Atau kasus lain yang menarik juga yaitu bagaimana seseorang melihat keburukan atau kebodohan orang lain yang semestinya.


Dari sekian banyak pemikiran mereka yang ada baik di channel YouTube atau website nya The School of Life, ada yang sudah aku coba terapkan namun ada satu hal yang masih sangat susah untuk diterapkan, yaitu bagaimana mengutarakan secara verbal atau ngobrol tentang emosi dengan orang lain yang baru kenal, kawan lama atau kawan sekantor. Maunya ngobrol bukan lagi tentang fakta yang sedang tranding di twitter atau fakta sederhana tentang lawan bicara, atau fakta umum lainnya.

Nampaknya perlu dibahas sedikit tentang penggunaan kata "ngobrol tentang emosi". Potongan kata
tentang emosi bukan ingin membahas istilah atau pengertian tentang bermacam-macamnya emosi manusia. Bukan pula ingin mengungkapkan perasaan terhadap lawan bicara seperti penggunaan kata aku senang ngobrol sama kamu, atau sebaliknya, aku tidak suka. Penggunaan kata "tentang emosi" adalah bagaimana di setiap percakapan kita dan apapun topik yang sedang dibahas harusnya ada emosi yang dicantumkan. Dalam kata lian tentang mencantumkan emosi disetiap percakapan ialah mendapatkan atau merasakan emosi tertentu tanpa dan atau menggunakan kata-kata yang deskriptif.
Merasakan emosi tertentu tanpa dan atau menggunakan kata-kata yang deskriptif
Yang ingin dicapai sudah dipetakan, yaitu mampu dengan lugas membawa emosi pada setiap kesempatan berkomunikasi dengan seseorang dan sekarang ialah bagaimana cara pragmatik supaya tercapai. Tercapai dan bisa secara spontan bersikap yang sama - menampilkan emosi - disetiap saat ketika berbicara. Nah, sampai saat ini, belum ada kerangka yang praktis untuk bisa diterapkan sehingga percakapan kita lebih terasa emosinya dan pastinya membuat orang merasa leluasa berbicara dengan kita.


Namun demikian, ada beberapa poin pinting alasan menyamatkan emosi ketika berbicara dengan seseorang baik di ruang tunggu di rumah sakit, atau ketika sedang berada di pantry kantor. Alasan utama yang perlu di advokasikan ialah karena sebenarnya berbicara tentang fakta saja itu membosankan. Jika kamu hanya ingin tahu pendapan saya tentang perubahan iklim yang sering dimediakan, sungguh itu sangat datar dan tidak ada nyawa dalam dialog ini. Walaupun ketika dialog seperti ini sudah memberikan feedback yang mampu menukar-balik pikiran, jika tidak ada atau tidak mampu menyamatkan emosi, maka percakapan ini biasa saja, tidak ada yang berbekas.

Kemudian, jika kita bisa memberikan emosi positif, dengan cara-cara yang dianngap baik, bagi lawan bicara kita, maka lawan bicara kita pastinya wajar, mengkin karena tidak sengaja, memberikan emosi yang sama tanpa disadarinya. Jika ada transaksi emosi yang telah anda inisiatifkan dalam percakapan kita, saya rasa
Supaya ia bisa memberikan emosi yang sama tanpa disadarinya
Selanjutnya, ada beberapa orang yang kita kenal sering mengutarakan pendapatnya dengan memberikan fakta-fakta akurat, menurut dia, berbicara lugas tapi tidak memberikan kesan yang berbekas. Yang kita dapatkan karena berbicara dengan dia hanyalah sebongkah fakta yang bisa jadi suatu hal yang baru atau ia hanya mengingatkan kembali hal yang dulunya pernah kita pikirkan. Orang-orang seperti ini biasanya menebur kesan sinis kerna ia merasa lebih banyak tahu dari orang lain.


Mungkin saja, dari kemungkinan kebenaran lainnya, langkah awal agar bisa menyamatkan emosi pada setiap percakapan kita adalah degan menggunakan kata-kata sederhana yang mewakili makna dari emosi-emosi tertentu. Kata seperti "bagaimana kamu akan merasa jika hal ini tidak terjadi". Selain itu, kemampuan untuk mendengar dengan baik juga akan menyamatkan emosi ketika kita berbicara.

Maka mulai sekarang, ngobrol tentang fakta tidak seharusnya menjadi tujuan dan inti dari hubungan komunikasi manusia. Sejatinya, kita harus mampu menyematkan atau memberikan emosi baik bagi kita dan bagi lawan bicara kita. Tidak bisa dipungkiri, percakapan dengan rekan kerja tentang project yang sedang dikerjakan jika disamatkan dengan emosi positif, maka ini lebih sempurna. 
Share:

Wednesday, May 22, 2019

Be n+1 More Ambitious Is Easy

It's tempting to think that some people are extremely wealthy. This is understandably safe to assume that they possess similar characteristics, among the wealthy, that most people don't, they are the wealthy throughout the course of their lives very ambitious. You may have wondered why are some people very ambitious. Isn't it the not valuable quality one could have?

Here on this page I'd like to spread thoughts and argue that we - the mature and intended to achieve a fulfilling live - need to be ambitious, or I would put in the term, righteously ambitious. This is the sort of ambition one needs to flourish whether one is struggling on his/her thesis at a university or one simply wishes to get a better job. 


We often ask ourselves perhaps at late night where every individual has fall asleep a question "should I be ambitious considering the fact that this is the trait forbade, if not condemn?" Such question may arise only when one does not quite comprehend the results and achievements of being ambitious.
Should I be ambitious considering the fact that...
Having said that when one tries to be a little bit more ambitious, one could, undeniably, achieve more. The reason why this - being ambitious resulting toward more achieving lives - is a cause and effect situation is because one who tries to be ambitious sets goals, real written goals.

Essentially, no one wants to be left behind, everyone struggles to achieve his or her goals, to get what one desires. Yet, goals that are not well written or articulated indeed will result nothing, they are merely thoughts that are failed to be executed.

Sincerely, I am not entirely very ambitious myself as I should be or expect myself to be. This is the thought I have dwelt upon for quite some time. The thoughts that I'm not very achieving lately, that I'm OK of being not achieving. All of these thoughts drive me crazy.


On one hand, I don't want what most people my age want that is to say cars, new iPhone or that premium coffee shop at the corner of the street. I simply urge to have simple things and as few things as possible. Like the laptop I'm currently using, or that phone however mediocre it is, I like to keep on on these things. However, on the other hand, I want to be more ambitious, but could never accomplished. I sometimes want to be more materialists even though I resent it.
want to be more ambitious, but...
After having been discussing with a friend of mine, one practical way to be more ambitious is to set goals that needed to be accomplished. These goals are then required to be explicitly articulated. On the other hand, you need to write your goals down in a piece of paper.

How to plan goals


The thing we all should consider when planning our goals is that they all should be reasonably achievable under certain range of time. Meaning that our goals should by definition be practical and convenience at our desirable pace.

Use words that are clear and memorable. I usually write all things that I plan to accomplish on a piece of paper using a pen and paper, a notebook is sufficient. Unlike writing on computer or an android app like OneNote or Evernote, hand writing with pen and paper arguably more memorable.


There will be moment that you couldn't remind yourself of the goals you've set weeks or months ago. I bet this is very common to whoever trying to be more ambitious by setting up goals. To avoid this from happening is to keep our notes written every day.

The last thing worth mentioning on how we should write and carefully plan our goals in order to accomplish them, thus be more ambitious, is to continuously reflect ourselves on the goals we've set up. In other words, we need to make things real, real actions. Otherwise, it would be the same as the smoke in a hurricane. 
Share: